Selasa, 15 November 2011

GERAKAN AIR LAUT

Gerakan air laut terdiri atas ombak (gelombang), arus, dan gerakan pasang surut. Gerakan air laut memengaruhi perubahan bentuk permukaan pantai karena gerakan tersebut dapat mengakibatkan pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan material. Terjadinya gelombang dan arus disebabkan oleh angin dan pasang surut serta gaya tank bulan dan matahari.
A.    Gelombang
Gelombang ialah gerakan molekul air dan tampak sebagai gerakan naik turun tanpa disertai perpindahan massa air. Gelombang dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Gelombang Osilasi
Pada gelombang osilasi, molekul air bergerak melingkar. Gelombang ini terjadi di laut lepas, yaitu bagian laut yang dalam. Ketinggian gelombang ini bervariasi, demikian pula panjang gelombang dan kecepatannya.
Pada umumnya, gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. kecepatan angin.
b. lama angin bertiup.
c. luas daerah tempat angin bertiup, dan
d. kedalaman laut.
2. Gelombang Translasi
Gelombang translasi adalah gelombang yang massa airnya bergerak searah dengan arah gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan lembah gelombang. Jika gelombang membentur karang (cliff) maka gelombang akan pecah karena kekuatan tumbukan yang sangat besar sehingga karang (cliff) akan membentuk relung, gua pantai, atau gerbang laut. Gelombang translasi menyebabkan pengikisan pada dasar laut sehingga di depan pantai terbentuk dataran luas.Apabila gelombang translasi sampai di pesisir, air laut akan naik dan dinamakan swash. Setelah berhenti pada ketinggian tertentu, massa air bergerak kembali ke arah laut dan dinamakan backswash. Swash dan backswash berperan dalam proses sedimentasi di pesisir.Di lepas pantai, terkadang terjadi pecahan gelombang yang dinamakan gelora, yaitu gelombang osilasi berubah menjadi gelombang translansi. Gelora terjadi karena gerakan gelombang sampai ke daerah yang lebih dangkal.Perlu diketahui bahwa gerakan backswash itu kadang-kadang cukup deras sehingga dapat mengahanyutkan orang yang sedang main di pantai. Oleh karena itu, berhati-hatilah jika bermain di pantai.Terkadang di laut terjadi gelombang besar yang datang tiba-tiba. Gelombang tersebut terjadi karena peristiwa gempa laut. Gelombang semacam ini dinamakan tsunami. Tsunami dapat menimbulkan kerusakan yang hebat di pantai dan sekitamya lebih-lebih  jika pantai tersebut padat penduduknya.
B.   Arus Laut
Arus laut adalah gerakan molekul air laut secara horizontal dan vertikal yang disertai perpindahan massa air. Di beberapa bagian laut terdapat arus vertikal.
Berdasarkan penyebabnya, arus laut diklasifikasikan menjadi:
1. Arus tetap, yaitu arus laut yang terjadi karena angin tetap dan mempunyai arah yang tetap sepanjang tahun. Penyebab arus tetap ialah angin pasat (timur dan tenggara) dan angin barat.
2. Arus setengah tahunan atau musiman, yaitu arus yang terjadi karena tiupan angin muson dan berubah arah tiap setengah tahun.
3. Arus kompensasi, yaitu arus yang terjadi karena perbedaan tinggi permukaan air laut.
4. Arus vertikal, yaitu arus yang naik atau turun. Di bagian barat samudra, di tempat permukaan air laut yang relatif lebih tinggi, terjadi arus vertikal yang turun.
5. Arus atas dan arus bawah, yaitu dua arus yang bergerak berlawanan dan terjadi karena perbedaan kadar garam.
Berdasarkan suhunya, arus dibedakan menjadi:
1. Arus panas, yaitu arus dengan suhu air lebih panas daripada suhu air laut yang didatangi. Pada umumnya arus yang berada di sekitar khatulistiwa dan arus yang mengalir menjauhi khatulistiwa merupakan arus panas.
2. Arus dingin, yaitu arus yang suhu airnya lebih dingin daripada suhu air laut yang didatangi. Arus dingin pada umumnya menuju ke arah khatulistiwa dan arus vertikal yang naik.
C.    Pasang Surut
Pasang surut air laut adalah perubahan ketinggian permukaan air laut yang berlangsung secara periodik dalam periode setengah hari bulan. Laut dikatakan sedang pasang naik jika permukaannya paling tinggi dibandingkan dengan tinggi rata-rata air laut dan dikatakan sedang pasang surut jika permukaannya paling rendah dibandingkan dengan tinggi rata-rata air laut. Penyebab peristiwa pasang surut air laut yang utama adalah gayatarik (gravitasi) bulan.

Sumber: http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-biologi/gerakan-air-laut/

DAMPAK SEDIMENTASI DI DAERAH PESISIR

Sebelum mengetahui apa dan bagaimana dampak sedimentasi atau proses penegendapan, perlu diketahui bahwa sedimen dalam pengertiannya hampir berbeda dari setiap orangnya, seperti Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Lalu Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Walaupun pengertiannya agak berbeda sati dengan lainnya, dapat ditarik satu hal bahwa sama-sama merelukan proses dan proses itu adalah proses pengendapan untuk membentuk sedimen/ endapan itu sendiri.
Selanjutnya adalah, daerah pesisir, daerah pesisir adalah Perairan pesisir adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas darat dapat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi air laut. Ke arah laut, perairan pesisir mencakup bagian batas terluar dari daerahpaparan benua yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi didarat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar. Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan yang menyebabkan terjadinya proses pengendapan atau sedimentasi secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem perairan pesisir
Sedangkan sedimentasi sendiri adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. Proses tersebut terjadi terus menerus, seperti batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin tadi membuat terjadinya sedimentasi.
Dalam sedimentasi sendiri, ada jenis dan tempatnya. Jenis-jenis sedimentasi adalah :
Jenis Sedimen Laut
� Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair.
� Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut.
Jenis-jenis Sedimentasi
� Lithougenus Sedimen
Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
� Biogeneuos Sedimen
Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
� Hidreogenous Sedimen
Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit
� Cosmogerous Sedimen
Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara atau angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Sedangkan untuk tempat-tempat terjadinya sedimentasi adalah :
� Sedimentasi sungai
Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan jalan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata pencaharian mencari pasir, kerikil, atau batu hasil endapan itu untuk dijual.
� Sedimentasi Danau
Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk delta, lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut sedimen limnis.
� Sedimentasi Darat
guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak memecah di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk timbunan pasir yang tinggi. Contohnya, guguk pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang menjadi tanggul laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang menyerupai di Belanda bisa ditemukan di pantai Parang Tritis Yogyakarta.
� Sedimentasi Laut
Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut sedimen marin
Jika dilihat, Lithougenus Sedimen adalah hasil dari erosi pantai dan hasil erosi daerah upland. Disini digaris bawahi bahwa salah satu dampak dari sedimentasi adalah erosi pantai. Apakah hanya sampai erosi pantai? Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi akan terbawa oleh proses aliran dandiendapkan pada suatu tempat yang kecepatannya terhambat dan lama kelamaan akan terhenti. Sedimen hasil erosi terjadi sewbagai akibat proses pengelolaan tanah yang tidak memenuhi kaidah- kaidah konservasi pada darerah tangkapan air bagian hulu. Lalu sedimen laut menurut asalnya ditentukan. Karakteristik dari sedimen itu sendiri akan mempengaruhi morfologi, fungsional serta tingkah laku dan nutrient hewan laut. Seperti yang diketahui bahwa limbah industry masuk ke dalam ekossitem perairan, maka akan terjadi proses pengendapan pada sedimen. Hal ini mengakibatkan meningkatnya konsentrasi bahan pencemar pada sedimen.
Tinnginya sedimentasi ini mengakibatkan upaya pengerukan di pantai-pantai, terutama yang berfungsi untuk pelabuhan jadi membutuhkan dana besar. Contohnya, pengerukan di pelabuhan Tanjung Perak , Surabaya sampai sepanjang 25.000 meter, pelabuhan Belawan, Medan mencapai 13.500 meter, Palembang 28.000 meter, Banjarmasin 15.000 meter, Samarinda 20.000 meter, Pontianak 11.250 meter, Jambi 17.000 meter, Sampit 27.000 meter dan pelabuhan Pulai Pisa 19.000 meter. Akibat sedimentasi yang tinggi di sungai-sungai di Indonesia ini disamping juga adanya erosi, tak kurang dari 124 pantai di Indonesia akhirnya mengalami kerusakan.
Pantai di Aceh, contohnya tak kurang dari 34 pantainya mengalami kerusakan. Selain karena sedimentasi, juga karena adanya pemukiman, pariwisata dan pembukaan tambak. Di Jawa Barat, pantai yang mengalami erosi mencapai 28 pantai. Sedang DKI Jakarta, tak kurang 8 pantai yang mengalami erosi. Memang, erosi pantai tak semata-mata karena sedimentasi. Namun, sedimentasi sungai mempunyai pengaruh besar terhadap erosi pantai. Meningkatnya aktivitas manusia akhir-akhir ini di sepanjang aliran sungai telah memberi pengaruh terhadap ekosistem muara. Kegiatan yang memberikan dampak terhadap muara tersebut antara lain penebangan hutan di bagian hulu. Kegiatan ini menyebabkan meningkatnya pengikisan tanah di sepanjang aliran sungai. Sebagai dampaknya jumlah sedimen di dalam sungai (suspended solid) bertambah dan menyebabkan pendangkalan. Faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi yang terjadi di muara antara lain aktivitas gelombang dan pola arus.
Pendangkalan akibat sedimentasi alamiah Membawa beberapa dampak negatif. Dasar di hilir sungai akan meninggi akibat sedimentasi ini. Akibatnya, air tidak mengalir dengan baik sehingga meningkatkan kemungkinan banjir. �Jalur air ke laut terhalang oleh sedimentasi. Beberapa kelurahan di pesisir Surabaya sudah semakin sering kebanjiran,� ujarnya. Ekosistem pesisir juga terancam oleh pendangkalan. Biota-biota perairan dangkal kehilangan habibat. Padahal, biota laut dangkal sumber makanan utama ikan-ikan di Selat Madura. Jika kehilangan makanan, populasi ikan menyusut sehingga jumlah tangkapan nelayan berkurang. Bagi pelayaran, dampak pendangkalan berupa menyempitnya alur. Akibatnya, perahu dan kapal semakin terbatas ruang geraknya.
Walaupun tidak semua dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif, seperti dalam jangka panjang sedimentasi dalam jutaan tahun kembali akan mengahasilkan mineral yang berguna untuk energy seperti minyak dan gas alam atau seperti pengendapan yang terjadi di sungai, banyak yang menggali dan menambang pasir di darerah sungai karena sedimentsi menyebabkan kualitas pasir menjadi bagus untuk bahan bangunan dan untuk membuiat jalan. Tetapi yang kita lihat selama ini adalah terjadinya abrasi pantai, terlalu banyak organisme yang mati akibat tercemar logam berat, habitat dan ekosistem banyak yang rusak disebabkan pengikisan pantai yang diakibatkan oleh proses sedimentasi. Oleh karena ide saya adalah �kembali menghijaukan�. Apa yang dimaksud dengan kembali menghijaukan dimana tepatnya terjadi proses pengendapan yang mengakibatkan kerugian baik pada organisme, habitat, ekosistem maupun pada lingkungan seluruhnya. Contoh kecilnya adalah jangan merusak bahkan menghilangkan mangrove yang dapat mempercepat sedimentasi di daerah pesisir. Mungkin ini terlihat sepele atau kecil. Tetapi ternyata mangrove punya andil besar sebagai ;penahan gelombang dan angin. Khususnya gelombang, dengan adanya mangrove, maka proses pengendapan tidak akan menyebabkan abrasi dan erosi pantai dalam skala besar, walaupun tetap saja abrasi akan terjadi hanya saja dalam skala yang kecil. Saya yakin dengan menghijaukan daerah pesisir, siapapun orangnya, akan dapat berkontribusi besar untuk menjaga daerah pesisir dari segala dampak negatif yang ditimbulkan oleh sedimentasi.
 
sumber: http://blogs.unpad.ac.id/myawaludin/2011/06/15/dampak-sedimentasi-di-daerah-pesisir/